“The Day After Tomorrow”, hanya Sekedar Fiksi Ilmiah ?
Dalam memahami sebuah rencana atau `Hidden agenda` oknum-oknum yang
memusuhi Islam, yang bermain di balik nama Hollywood, kita harus
menempatkan diri kita pada posisi sebagai reviewer, artinya kita
menerima informasi, mengelola, membandingkan, dan menarik kesimpulan
dari informasi. Maka tujuan kita menghadirkan film Propaganda produk
Amerika ini bersamaan dengan Ayat suci dan Sabda Rasulullah Saw tidak
lain untuk mempelajari tanda-tanda atau petunjuk-petunjuk dari
`peristiwa` yang diskenariokan oleh Sang Maha Kuasa melaui hukum sebab
akibat.
Memang
tidak dipungkiri sebagian besar film produk Hollywood banyak disisipi
pesan-pesan konspirasi, bahkan perdiksi dan sindiran sosial tentang
suatu masyarakat juga kadang disajikan, termasuk dalam film ini, yang
sudah tertinggal delapan tahun yang lalu, “The Day After Tomorrow”,
sebuah film fiksi ilmiah tetapi tidak bagi ahli geologi dan klimatologi
yang mempelajari fakta-fakta sejarah.
Dalam film dipaparkan kesimpulan ilmiah dari seorang
Paleoclimatologist bahwa 10.000 tahun yang lalu pemanasan global
mengubah iklim bumi ke zaman es, dan hal itu bisa terjadi lagi di
mungkin 100 sampai 1.000 tahun jika polusi atmosfer dapat dihentikan,
Diberitahukan bahwa mencairnya es di kutub telah menuangkan air tawar ke
dalam lautan dan mengurangi tingkat kegaraman yang menyebabkan suhu
arus laut turun 13 derajat, film ini diakhiri dengan dua astronot
menatap bumi dari Stasiun Antariksa Internasional, menunjukkan sebagian
besar belahan bumi utara tertutup es, termasuk seluruh Amerika Serikat
di utara negara bagian selatan, dan penurunan besar dalam polusi.
Dan point terpenting harus kita garis bawahi dari film ini yaitu
tentang Isu pemanasan global, mencairnya es benua Atlantik Utara, dan
yang terakhir adalah predeksi kedatangan Zaman es kedua. Disini kita
tidak akan mempermasalahkan fiktif atau aktualnya teori ilmiah ini,
tetapi bagaimana kita menyikapi dampak dari Kenyataan fenomena perubahan
ekstrim cuaca yang tengah dihadapi oleh Ummat Manusia, di mana
terjadinya penyusutan drastis salju dan es tropis di beberapa Negara,
terancamnya berbagai pulau disebabkan peningkatan kadar dan perluasan
wilayah Laut, hingga telah menghilangkan beberapa pulau, dan rusaknya
banyak lahan pertanian dan kehutanan.
Dari semua keterangan ilmiah Ilmuwan klimatologi mengenai data-data
predeksi cuaca Dunia di internet, sangat jarang dari mereka menerangkan
kondisi cuaca di tanah Arab, seakan mereka diam dengan fenomena penuruna
suhu panas di sana. Ataukah mungkin fakta cuaca di tanah Arab sengaja
ditutupi ? Wallhu `Alam. Dan lebih disangkan para peneliti Muslim
bidang klimatologi seakan acuh tak acuh untuk mengkaji detail seluk
beluk fenomena perubahan cuaca di sana dan mengkaitkannya dengan Nubuwat
Baginda Rasulullah Saw.
Beranjak dari semua pembahasan Benua Atlantik Utara, fenomena `Great ocean conveyor belt`, dan pemanasan Global.
Maka apakah yang akan terjadi jika arus gelombang yang sangat besar ini terhenti?
Dan konsekuensi apa yang akan ditanggung oleh cuaca tanah Arab jika
proses transfer kadar panas air Laut dalam jumlah sangat besar terhenti ?
Analogi yang paling dekat untuk mengambarkan hal ini yaitu jika salah
satu di antara kita duduk dalam ruang kantor yang dingin berAC,
kemudian AC ini berhenti, Apa yang akan terjadi setelah itu disebut
dengan retensi atau kongesti temperatur.
Maka arus gelombang yang membawah kadar panas Laut yang sangat besar,
jika terhenti maka terhenti pula proses transfer suhu panas atau hangat
laut Utara, dan hal itu akan menjadikan suhu panas tertahan di samudera
pada dua area yang sangat penting bagi tanah Arab:
Area pertama adalah Samudra Atlantik di wilayah yang berdekatan dengan pantai Afrika Barat.
Wilayah kedua adalah Samudera Hindia selatan Semenanjung Arab.
Dengan terhentinya arus gelombang ini, proses transfer kadar Dingin
air Laut yang melewati pantai Amerika Selatan juga akan terhenti dan
tertahan hingga terjadinya kongesti temperatur. Terkadang hal yang
serupa terjadi Samudra Pasifik, tatapi hal ini tidak penting untuk
dibahas disini.
Secara rasionalnya yang menjadi pertanyaan penting sekarang, apa yang
akan terjadi jika kongesti temperature lautan berlangsung di semua
Wilayah tersebut ? jawaban logisnya, tentu saja akan terjadi
peningkatkan penguapan sehingga udara menjadi jenuh dengan uap air, dan
proses penguapan ini merupakan tahap pertama dari pembentukan hujan.
maka kesimpulan klimatologinya ini adalah wilayah Atlantik Utara akan
menjadi daerah paling dingin di permukaan Bumi dan tumpukan es salju
perlahan-lahan akan menyebar menuju Selatan menutupi bagian utara Eropa,
dan bagian timur Kanada dan Amerika Serikat.
Sementara wilayah tengah (mencangkup wilayah laut Maroko dan
Mauritania bagian Barat dan selatan, hingga ke garis khatulistiwa, dan
juga di Samudera Hindia selatan Semenanjung Arab) akan dilanda dengan
penguapan besar-besaran hingga udara jenuh dengan uap air.
Gejala-gejala Prediksi ilmiah ini sudah bisa kita saksikan dalam
dekade terakhir ini, apakah film fiksi ilmiah buatan Hollywood tadi
merupakan sindiran sosial untuk masyarakat di wilayah yang dimaksud ?
jika benar fenomena Alam ini menjadi ancam bagi mereka, bagaimana
tindakan para diplomat-diplomat Negara kedepan, apakah ikut-ikutan
melantunkan slogan film ini `Where will you be ?`
Sebelum menghadirkan berbagai spekulasi dan Inisiatif para diplomat,
politikus, hingga kementrian pertahanan Negara… , ada baiknya sejenak
menyegarkan hati dan pikiran kita dengan merenungkan Kebesaran Allah SWT
lewat untain sabda Rasullah Saw, menghayati sisi kebenaran Nubuwatnya
melalui kesimpulan ilmiah para Ilmuwan dan fakta-fakta histori, pada
bagian tulisan selanjutnya. Wallahu `Allam BisSawab.
About Metro UI Theme
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit...





0 komentar:
Posting Komentar