Kamis, 16 Januari 2014

`The Second Ice Age` dan Petunjuk Zaman di Bumi Arab (2)

Filled under:

“The Day After Tomorrow”, hanya Sekedar Fiksi Ilmiah ?
Dalam memahami sebuah rencana atau `Hidden agenda` oknum-oknum yang memusuhi Islam, yang bermain di balik nama Hollywood, kita harus menempatkan diri kita pada posisi sebagai reviewer, artinya kita menerima informasi, mengelola, membandingkan, dan menarik kesimpulan dari informasi. Maka tujuan kita menghadirkan film Propaganda produk Amerika ini bersamaan dengan Ayat suci dan Sabda Rasulullah Saw tidak lain untuk mempelajari tanda-tanda atau petunjuk-petunjuk dari `peristiwa` yang diskenariokan oleh Sang Maha Kuasa melaui hukum sebab akibat.
film14Memang tidak dipungkiri sebagian besar film produk Hollywood banyak disisipi pesan-pesan konspirasi, bahkan perdiksi dan sindiran sosial tentang suatu masyarakat juga kadang disajikan, termasuk dalam film ini, yang sudah tertinggal delapan tahun yang lalu, “The Day After Tomorrow”, sebuah film fiksi ilmiah tetapi tidak bagi ahli geologi dan klimatologi yang mempelajari fakta-fakta sejarah.
Dalam film dipaparkan kesimpulan ilmiah dari seorang Paleoclimatologist bahwa 10.000 tahun yang lalu pemanasan global mengubah iklim bumi ke zaman es, dan hal itu bisa terjadi lagi di mungkin 100 sampai 1.000 tahun jika polusi atmosfer dapat dihentikan, Diberitahukan bahwa mencairnya es di kutub telah menuangkan air tawar ke dalam lautan dan mengurangi tingkat kegaraman yang menyebabkan suhu arus laut turun 13 derajat, film ini diakhiri dengan dua astronot menatap bumi dari Stasiun Antariksa Internasional, menunjukkan sebagian besar belahan bumi utara tertutup es, termasuk seluruh Amerika Serikat di utara negara bagian selatan, dan penurunan besar dalam polusi.
Dan point terpenting harus kita garis bawahi dari film ini yaitu tentang Isu pemanasan global, mencairnya es benua Atlantik Utara, dan yang terakhir adalah predeksi kedatangan Zaman es kedua. Disini kita tidak akan mempermasalahkan fiktif atau aktualnya teori ilmiah ini, tetapi bagaimana kita menyikapi dampak dari Kenyataan fenomena perubahan ekstrim cuaca yang tengah dihadapi oleh Ummat Manusia, di mana terjadinya penyusutan drastis salju dan es tropis di beberapa Negara, terancamnya berbagai pulau disebabkan peningkatan kadar dan perluasan wilayah Laut, hingga telah menghilangkan beberapa pulau, dan rusaknya banyak lahan pertanian dan kehutanan.
Dari semua keterangan ilmiah Ilmuwan klimatologi mengenai data-data predeksi cuaca Dunia di internet, sangat jarang dari mereka menerangkan kondisi cuaca di tanah Arab, seakan mereka diam dengan fenomena penuruna suhu panas di sana. Ataukah mungkin fakta cuaca di tanah Arab sengaja ditutupi ? Wallhu `Alam. Dan lebih disangkan para peneliti Muslim bidang klimatologi seakan acuh tak acuh untuk mengkaji detail seluk beluk fenomena perubahan cuaca di sana dan mengkaitkannya dengan Nubuwat Baginda Rasulullah Saw.
Beranjak dari semua pembahasan Benua Atlantik Utara,  fenomena `Great ocean conveyor belt`, dan pemanasan Global.
Maka apakah yang akan terjadi jika arus gelombang yang sangat besar ini terhenti?
Dan konsekuensi apa yang akan ditanggung oleh cuaca tanah Arab jika proses transfer kadar panas air Laut dalam jumlah sangat besar terhenti ?
Analogi yang paling dekat untuk mengambarkan hal ini yaitu jika salah satu di antara kita duduk dalam ruang kantor yang dingin berAC, kemudian AC ini berhenti, Apa yang akan terjadi setelah itu disebut dengan retensi atau kongesti temperatur.
Maka arus gelombang yang membawah kadar panas Laut yang sangat besar, jika terhenti maka terhenti pula proses transfer suhu panas atau hangat laut Utara, dan hal itu akan menjadikan suhu panas tertahan di samudera pada dua area yang sangat penting bagi tanah Arab:
Area pertama adalah Samudra Atlantik di wilayah yang berdekatan dengan pantai Afrika Barat.
Wilayah kedua adalah Samudera Hindia selatan Semenanjung Arab.
Dengan terhentinya arus gelombang ini, proses transfer kadar Dingin air Laut yang melewati pantai Amerika Selatan juga akan terhenti dan tertahan hingga terjadinya kongesti temperatur. Terkadang hal yang serupa terjadi Samudra Pasifik, tatapi hal ini tidak penting untuk dibahas disini.
Secara rasionalnya yang menjadi pertanyaan penting sekarang, apa yang akan terjadi jika kongesti temperature lautan berlangsung di semua Wilayah tersebut ? jawaban logisnya, tentu saja akan terjadi peningkatkan penguapan sehingga udara menjadi jenuh dengan uap air, dan proses penguapan ini merupakan tahap pertama dari pembentukan hujan.
maka kesimpulan klimatologinya ini adalah wilayah Atlantik Utara akan menjadi daerah paling dingin di permukaan Bumi dan tumpukan es salju perlahan-lahan akan menyebar menuju Selatan menutupi bagian utara Eropa, dan bagian timur Kanada dan Amerika Serikat.
Sementara wilayah tengah (mencangkup wilayah laut Maroko dan Mauritania bagian Barat dan selatan, hingga ke garis khatulistiwa, dan juga di Samudera Hindia selatan Semenanjung Arab)  akan dilanda dengan penguapan besar-besaran hingga udara jenuh dengan uap air.
Gejala-gejala Prediksi ilmiah ini sudah bisa kita saksikan dalam dekade terakhir ini, apakah film fiksi ilmiah buatan Hollywood tadi merupakan sindiran sosial untuk masyarakat di wilayah yang dimaksud ? jika benar fenomena Alam ini menjadi ancam bagi mereka, bagaimana tindakan para diplomat-diplomat Negara kedepan, apakah ikut-ikutan melantunkan slogan film ini `Where will you be ?`
Sebelum menghadirkan berbagai spekulasi dan Inisiatif para diplomat, politikus, hingga kementrian pertahanan Negara… , ada baiknya sejenak menyegarkan hati dan pikiran kita dengan merenungkan Kebesaran Allah SWT lewat untain sabda Rasullah Saw, menghayati sisi kebenaran Nubuwatnya melalui kesimpulan ilmiah para Ilmuwan dan fakta-fakta histori, pada bagian tulisan selanjutnya. Wallahu `Allam BisSawab.

0 komentar:

Posting Komentar